Rejeki Anak Jomlo


"Ndes ke kantin yuk? Ndak bosen kamu di kelas ngerjain tugas yang gak mudeng?" Kata Erwin teman sekelas, berusaha untuk menjadi setan membujuk gue biar masuk neraka. Amit-amit
"Ya udah yuk.."

Akhirnya gue pun cabut dari kelas, dosennya gak datang, tapi malah ngasih tugas. Disitu kadang saya merasa asu.  

Gimana tidak bosan, sebagai anak teknik yang isinya kebanyakan cowok, dan sebagian, eh, gak ada sebagian malah, secuil cewek yang buat rebutan anak satu kelas, mending gue ke luar, untuk refres cari pandangan baru. Dari pada nanti gue khilaf, cewek secuil di kelas gue tembak-tembakin, kan repot, kalau ternyata ceweknya nolak gue semua. hehee

Erwin teman gue, ngajakin makan di kantin, katanya seharian belum makan, akhirnya gue pun setuju, kita berdua langsung bergegas menuju kantin. Gue lihatin muka Erwin yang katanya seharian belum makan, mukanya pucat, rambutnya kriwil, kulitnya putih, kasian masih jomlo.

Gue jalan melewati tangga, gue cukup kelelahan, padahal turun tangga, gimana kalau naik? Maklum dulu gue sebagai mahasiswa yang militan (dibaca: Melulu makan mie instan) Mie instan bagi gue, memiliki jasa yang sangat besar, dia membantu gue biar bisa survive disetiap akhir bulan. Dia adalah penyambung hidup gue, disaat dompet gue menipis, dialah yang membantu melanjutkan perjalana hidup gue sampai dengan saat ini, sungguh jasamu sangat besar. Mie Instan.

Sampai di kantin gue ketemu Mas Wendri, yang sudah dulu memesan makan. lalu gue sama Erwin buru-buru memesan makan, ngeliat mukanya Erwin yang sudah sangat kelaparan takut Erwin kalap, gue pun mendahulukan dia untuk pesan terlebih dahulu. Setelah selesai memesan makan gue dan Erwin menuju ke mejanya Mas Wendri yang lagi duduk sendiri.

Dengan menu yang sangat sederhana di tangan kanan, dan es teh manis di tangan kiri, sementara jodoh masih di tangan Tuhan, gue jalan ke arah Mas Wendri dengan sangat pelan, karena suasana di kantin cukup rame, belum sampai di meja makan gue liat ada cewe jalan ke arah gue, "Subhan Allah Ukhti." cewe itu manis sekali saat tersenyum dia mengenakan kerudung merah "Kerudung merah jangan sampai lolos" Tiba-tiba ada orang dari samping nabrak gue DAAAAARRRRRR!! PRAANGG!! 

Makanan gue tumpah, es teh gue pecah. "Ah sial makan siang gue!!" gue pengin marah tapi, setelah gue liat yang nabrak ternyata cewe kerudung merah. gue langsung speechless.

"Maaf ya Mas, aduh maaf banget Mas, Mas? Mas?" 

Gue lagi di jabat tangannya sama cewe yang nabrak gue, gue malah ngeliatin matanya yang begitu indah, hidungnya yang lucu dan pakaiannya yang fashionable, disitu mata kita bertemu. Membuat hati bergumam.

"Ayu tenan cah iki." 

Kalau dia dengar gue bilang seperti itu, mungkin dia akan jawab 

"Asu tenan cah iki." 

.................................................*************.................................................


Gue tersadar kalau cewe berkerudung merah lagi manggilin gue.

"Iya Ga papa, tapi lain ka." 

Beleum selesai ngomong cewe berkerudung merah jangan sampai lolos memotong.

"Mas pesen lagi, aku yang bayar"

Cewe berkerudung merah jangan sampai lolos, buru-buru ke ibu kantin lalu gue lihat dia ngasih sejumlah uang. Cewek itu lalu duduk bareng teman-temannya.

Gue pun memesan makan dan minum, gue bawa makanan ke meja yang udah ada Mas Wendri sama Erwin, gue lihat Erwin makanya kaya orang kalap, tapi ada yang aneh sama Mas Wendri.

Gue: "Mas, koe makan Bakso mbi sego?"
Mas Wendri: "He'e oq, laper ndes.!"
Erwin: "Pancen koe ki cah semego oq, Wend!" (apa-apa pakai nasi, wend!)
Gue: AHahahahahahaahaha

Setelah kami bertiga selesai, gue pun bergegas untuk membayar. Ketika gue mau bayar katanya udah dibayar, malah gue sama ibu kantinnya dikasih uang kembalian Rp. 30. 000 Lah?? gue bingung, kata Ibu kantin, cewe yang berkerudung merah yang bayar.

Dengan hati yang deg-degan karena tidak terbiasa menghadapi cewe cantik, gue samperin ke mejanya, gue kenalan, namanya Mawar, gue kembaliin duit yang Rp.30.000 tapi Mawar gak mau, dia bilang 

"Udah itu rejeki kamu" 

Dengan gestur meyakinkan, gue pun berusaha keras untuk mengembalikan uang Mawar. Tapi, dia juga menolak, sampai uang itu dimasukin ke kantong saku gue sama Mawar.

Gue sangat bersyukur, mungkin ini rejeki anak sholeh, udah dapet makan siang gratis, uang jajan, eh dapet kenalan cewek sholehah. Alhamdulillah...

Dengan berat hati gue meminta nomer hape Mawar, dengan alasan lain kali gue yang traktir makan. Setelah Mawar memberikan no hapenya ke gue, teman-temanya yang sedang makan bareng, meledek Mawar.

"Cie malem minggu kencan nih, ciee.."

Suara itu pun terdengar sayup-sayup, lalu gue pergi meninggalkan kantin.

Seminggu setelah kejadian itu, gue gak pernah liat Mawar lagi di kantin. gue mau cari ke fakultasnya, eh, gue lupa tanya ke Mawar, Fakultas apa? Jurusan apa? Gue ambil hape dikantong, mau mencoba hubungin mawar. Setelah dipikir-pikir, karena kebanyakan mikir akhirnya gue pun gak jadi menghubungi Mawar.

Sampai di rumah gue coba SMS Mawar, 

"Assalamualaikum... Mawar?"

Setelah gue kirim ternyata pending, gue memberanikan diri untuk menelpon.

"Maaf no yang anda masukan salah"
"Maaf no yang anda masukan salah"
"Maaf no yang anda masukan salah"

Previous
Next Post »

1 komentar:

Write komentar
3 June 2015 at 20:03 delete

Hahaa padahal aku udah seneng loh pas baca nya dr awal. Kok pas bagian akhir jadi nyesek gitu yak :D

hehee

Reply
avatar

Terimakasih sudah berkomentar, semoga yang berkomentar sopan tidak sara atau saru dapat pahala, yang tidak komentar gue kutuk jadi cakep. ConversionConversion EmoticonEmoticon