Hampir Ketinggalan Kereta

Belum lama ini saya berkunjung ke kota Malang, naik kereta dari Pasar Senen. Jadwal keberangkatanya hari Jumat siang pukul 13.00. Dalam hati saya bergumam "Ah gak jumatan ini mah.." Direncanakan saya berangkat bareng teman saya Ucup, karena pengalaman yang sudah-sudah sebelum berangkat persiapannya harus bawa bekal, kalau gak bawa bekal nanti bisa-bisa budget-nya bertambah karena harus membeli makan dengan harga yang kurang bersahabat dengan keungan saya. Pernah pengalaman Saya dan Ucup main ke Ancol karean tidak bawa bekal, kami rela harus membayar satu bungkus nasi rames dan satu butir telur seharga 40k. Sungguh menyesal seumur hidup saya.

Pukul12.00 kami masih sibuk cari bekal ini dan itu, karena sebelumnya saya harus pergi ke tempat gym terlebih dahulu. Kata teman saya "Body builder is more real than housewifery" Setengah jam lagi kereta berangkat, saya dan Ucup masih sibuk masak. Sembari nungguin sayur mateng saya pun pesan Ojek online. Ya Allah entah bagai mana ceritanya aplikasi ojek daringnya gak bisa dibuka, terpaksa saya harus naik ojek pengkolan. Lagi-lagi tukang ojek pengkolanya lagi pada jumatan. Alhamdulillah masih ada yang gak jumatan, "gak jum'atan kok Alhamdulillah?" Entahlah saya harus bilang apa pada waktu itu, tapi gara-gara itu saya hampir saja gak jadi berangkat ke Malang untuk yang pertama kalinya. Pas cek-in petugasnya bilang "Cepat keretanya sudah mau berangkat lari!" dan benar saya baru masuk gerbong belum sempat duduk keretanya sudah jalan. Lagi-lagi saya mengucapkan "Alhamdulillah."

• Tweet
• Share
• Share
• Share
• Share

Sign up here with your email