Anak pendiam dan kurang gaul memang susah untuk bisa lebih
intens sama yang kita suka, apalagi kalau kitanya gak kenal, dan gak berani
kenalan. Tapi itu dulu, Aziz sebagai anak kontemporer yang sudah malang
melintang di dunia perfacebookan, kini dia sedang asek chating-ngan
sama Fitri, teman yang dikenal lewat dunia mayanya.
Awal perkenalan Aziz dan Fitri, setelah Aziz melihat beranda
facebook, ada beberapa foto yang mencuri perhatiannya untuk dikomentari atau
hanya sekedar disukai. Secara sadar ternyata Aziz tidak menggunakan akun
pribadinya, melainkan akun orang lain yang lupa tidak di logout, akun tersebut adalah
milik Fitri, yang buru-buru cabut dari warnet kampus untuk mengikuti jam
kuliahnya.
Sadar kalau berbuat iseng itu adalah perbuatan yang tidak
menyenagkan atau bahkan bisa merugikan, akun facebook milik Fitri pun di logout olehnya, setelah login menggunakan
akun pribadinya, Aziz pun langsung ngeadd untuk pertemanan.
Selang beberapa hari, Aziz melihat notifikasi facebook, pertemanan dengan Fitri pun sudah di konfirmasi. Melihat status
facebooknya, Aziz senang bukan kepalang, seperti kucing yang dikasih gereh sama
majikannya. Kalau meneurut analisa Aziz, Fitri baru putus sama cowoknya. Aziz
pun tidak segan-segan untuk komentar, tanpa ba bi bu, Fitri merespon
tanggapan dari Aziz.
Karena merasa gak enak, kalau komentar-komentar Aziz mengandung
unsur modus, Aziz memilih untuk inbox Fitri.
"Test"
"iya..."
"Salam kenal ya."
"Iya.."
"Eh.. kita, satu kampus loh.."
"Iya.."
"Eh lain kali, kalau online di warnet di logout.hee"
"Iya.."
"kemaren gue lagi online di warnet kampus, pas buka
facebook ternyata masuk akun lo."
Satu menit
Dua menit
satu jam
Satu hari baru ada balasan dari Fitri
"Hah?? iya kemarin gue lupa, lo apain facebook
gue??!!"
"gue Iseng dikit, liatin inbox lo, tapi gue langsung logout kok."
"Dih. gak sopan lo!" Fitri pun kesal dengan apa yang
telah dilakukan Aziz.
"Maaf, bercanda kok hee, gue langsung
logout. Sumpah!!" Padahal Aziz memang benar sudah stalking inboxnya,
tetapi demi menjaga perasaanya Aziz pun berbohong.
Aziz chatingan sembari stalking album foto-foto Fitri,
sebagai cowok normal, Aziz pun mulai kesemsem sama foto-fotonya yang menggemaskan,
sambil bergumam
"Ternyata lo cantik Fit, bodoh sekali, kalau benar cowo
lo, mutusin elo."
Aziz pun termotifasi untuk bisa lebih dekat sama Fitri karena
kecantikannya.
Karena penasaran, Aziz pun menyinggung tentang perihal status
dirinya yang sedang galau tingkat nasional, bener saja tebakan Aziz, setelah dipancing-pancing akhirnya Fitri
pun mengaku kalau sebenarnya Fitri abis putus sama cowoknya. Sebagai cowok yang
pendiem tapi bajingan, Aziz pun mulai mengisi amunisinya untuk menyerang.
Dengan semngat juang untuk mendapatkan Fitri sebagai teman
dekatnya (dibaca: pacarnya) Aziz pun rajin nge-like, komentar tentang
pribadinya, sesekali inbox biar lebih intensif
"Malem minggu kesepian dong?"
"Iya.."
Entah apa yang ada dalam pikiran Fitri, kalau jawab chat pasti
sering jawab hanya dengan satu kata "Iya.." mungkin sebagai cewe
takut, karena merasa hanya kenal di dunia maya, tapi dengan usaha yang
sungguh-sungguh dan berpikir positif Aziz pun tidak menyerah.
"Mau aku temenin?"
"Dih. Kamu, emang cewenya nanti gak marah?" Tuh kan..?
Fitri sudah mulai kepancing.
"hehe, marah sih kalau ketahuan, orang kalau gak ada
apa-apa aja, kadang suka marah gak jelas"
Karena Aziz bajinagan, jadi seolah-olah Aziz punya pacar,
padahal tidak sama sekali, temen perempuan saja tidak ada yang dekat, gebetan
tidak ada, apalagi pacar!
Fitri pun tidak membalas inbox dari Aziz, padahal Fitri sudah
mulai terhibur ada teman baru, yang sudah mulai membuat sedikit tersenyum dari
komentar-komentar di album foto 2 tahun yang lalu. Fitri mersa kalau Aziz
adalah orang baik, setidaknya Aziz lebih ganteng dari mantanya.Dan apa?
"ternyata semua cowo sama aja, sudah punya pacar masih aja godain
gue" batin Fitri kesal
Satu bulan kemudian...
"Fit, giman kabarnya?" dan gak disangka-sangka Fitri pun
membalas pesan dari Aziz.
"Baik ko"
"Malem mingguan kemana?"
"Di rumah aja."
"Nggak pacaran Fit?"
"kan lo tau sendiri, gak usah dijelasin keles -_-"
"Kalau ngambek jadi tambah manis deh Fit, hee."
"Gak usah godain gue kenapa, nanti cewe lo marah sama
gue!"
"Gue udah putus Fit.."
"Hah?? Kenapa?? ko bisa??"
tanpa disadari Fitri sangat bahagia mendengar kabar itu,
entahlah.
"Sudah Fit, gue gak mau bahas.
Misi Aziz pun berjalan dengan lancar, tanpa hambatan, Aziz
meberanikan dirinya untuk minta pin bbm, berlanjut di bbm, lalu teleponan, Aziz
merasakan kebahagiaan yang sangat dalam, karena dari facebooklah Aziz selangkah
lagi mendapatkan pacar yang cantik. Hari-hari Aziz kini diwarnai dengan
keceriaan, musim hujan pun diwarnai dengan kecerahan, kini Aziz sudah ada yang
mengingatkan makan, mengucapkan selamat pagi, dan selamat malam.
Menanti kehadiran pacar pertama, Aziz kini sedang menunggu waktu
yang tepat untuk mengatur jadwal ketemuan sama Fitri, karena Aziz orang yang perfectionist segala sesuatunya pun
harus direncanakan sebaik mungkin.
Sudah satu minggu, Aziz berhubungan dengan Fitri. Meskipun belum
pernah ketemu, Aziz merasa kalau Fitri adalah wanita yang selama ini dia cari,
“sudah saatnya gue harus ketemu” gumam Aziz, Aziz pun bergegas mengambil hp miliknya, lalu menelpon Fitri.
“Hallo Fitri..”
“Iya,,”
“Besok ada waktu, untuk kita ketemu?”
“Iya.. Mau ketemu dimana?”
Nah tuh kan, Fitri sudah tanpa basa-basi langsung menjawab pertanyaan
dari Aziz, ini adalah kabar gembira buat Aziz, ini adalah bertanda baik buat
Aziz.
Hari minggu yang cerah, Aziz sudah bersiap-siap untuk ketemu
Fitri. Aziz mengeluarkan motor kesayangannya, untuk menjemput Fitri yang masih berada di rumah.
Dari perjalanan kos menuju rumah Fitri, membutuhkan waktu 30 menit, dengan jarak yang
ditempuh 10 km. Berpakah kecepatan rata-rata kendaraan Aziz, dalam perjalanan menuju rumah Fitri? #Intermezo
Aziz pun dengan mudah menemukan alamat rumah Fitri yang tidak
jauh dari jalan raya, di depan rumah Fitri terparkir mobil sedan, “mungkin ini
mobilnya Fitri” Aziz ngambil hp dari kantongnya, berniat mau menelpon Fitri,
sebelum Aziz menelpon, hp Aziz bordering lebih dulu dan itu dari Fitri.
“Hallo..”
“Iya.. lo yang di depan rumah gue bawa motor bukan?”
“Iya, itu gue”
“Ya, udah lo masuk aja”
“Ok”
Aziz memarkirkan motor kesayangannya di halaman rumah Fitri,
setelah mengetuk pintu 3x Tok,Tok, Tok. Sesosok Ibu muda yang membukakan pintu.
“Maaf Ibu, Fitri ada?”
“Temanya Fitri?”
“Iya.”
“Oh silahkan masuk” lalu Ibu muda pun mempersilahkan Aziz duduk,
Aziz pun berpikir, Ibunya aja cantik gini, apalagi anaknya.
“Fitrinya di kamar, sebentar Ibu panggilin”
Setelah Aziz menunggu cukup lama, Fitri pun akhirnya menemui
Aziz, lalu mereka berdua kenalan, ngobrol sedikit, lalu minta ijin orangtuanya
mau pergi keluar sebentar. Aziz pun mengajak Fitri berjalan-jalan ke sebuah
mall, mengajak makan, ngobrol ngalor
ngidul cerita tentang kuliahnya, Fitri anak Fakultas ekonomi regular pagi,
sementara Aziz anak Fakultas TIK regular sore. Fitri sudah semester atas
sementara Aziz masih maba.
Hari sudah hampir malam, akhirnya mereka pun pulang dengan basah
kuyup, sepanjang perjalanan pulang mereka berdua di guyur hujan, Aziz pun
mengantarkan Fitri sampai rumah dengan selamat.
Sampai dirumah Fitripun mendadak kena flu, itu karena kehujanan,
mungkin karena Fitri jarang kehujanan, meski begitu hari ini Fitri sangat
bahagia, hati yang luka terasa sudah ada obat penyembuhnya, serangan flu
mendadak tidak ada artinya, Fitri mengirim pesan singkat ke Aziz untuk memastikan
kalau Aziz sudah sampai dengan selamat.
“Makasih ya untuk hari ini”
Satu menit berlalu, dua menit, lima menit, sepuluh menit belum
juga ada balasan dari Aziz, Fitri pun berfikir mungkin udah tidur kelelahan.
Pagi hari, Firi pun mengirim pesan basa-basi untuk Aziz.
“Selamat Pagi”
Satu jam menunggu balasan dari Aziz, ternyata belum ada balasan
juga. Fitri merasakan ada yang beda dari Aziz, “kenapa Aziz jadi dingin kaya
kulkas?” tetapi Fitri tetap mencoba untuk sabar, nyatanya bbm juga masih delivered. Sampai malam hari, masih belum dibales juga sama Aziz, akhirnya Fitri memberanikan diri untuk menelpon Aziz. Tut, tuuut, tuuuut tidak diangkat. Fitri sangat kecewa dengan sikap Aziz. "mungkin sudah kodrat gue untuk selalu disakiti" Fitri menangis ditemani hujan yang turun malam itu.
Sementara Aziz lagi sama gue, lagi curhat sama gue, menceritakan
soal cewe yang bernama Fitri. Aziz cerita sama gue, kalau ternyata Aziz gak
cocok sama Fitri, ini bukan soal karena beda usia, bukan karena Fitri lebih tua
dari Aziz, bukan karena Fitri udah semester atas, sementara Aziz masih maba,
lagian Fitri sama Aziz seumuran. Aziz merasa kalau dirinya merasa di tipu sama
Fitri, kalau ternyata di foto sama aslinya sangat jauh berbeda, beda jauh, jauh
banget, pokoknya beda, beda banget di foto sama aslinya. Begitu kata Aziz ke
gue, sengaja diulang-ulang biar gue yakin.
Sign up here with your email
9 komentar
Write komentarJadi si aziz itu kecewa sama si fitri karena wajah aslinya yang jauh berbeda antara asli sama yang di foto. Agak kasian juga sih cerita ini :')
ReplyYak ampun.. kasian banget.
ReplyKalau saya, kayaknya cewek yang kecewa.
ReplyTapi sering banget ya. foto sama asli itu beda jauh. untungnya cuma sekali ngalamin kejadian kayak gitu.
Haha pantas si azis jadi dingin kaya kulkas ternyata fitri tidak sperti harapannya hhe. makanya media sosial untuk lucu2 an aj hihi
ReplyIya Mba, kasian ya Aziz.
ReplyIya, makasih udah mampir ya.
ReplyIya intinya sama-sama kecewa
ReplyIya, semoga tidak terjadi lagi sama Aziz.
ReplyAduh, mau ketawa tapi kok ya aku jahat banget. Turut prihatin ya, Zis. Kupikir kalian bakal lanjut sampai pacaran terus nikah sekalian >_<
ReplySalam puk-puk buat Azis...
Terimakasih sudah berkomentar, semoga yang berkomentar sopan tidak sara atau saru dapat pahala, yang tidak komentar gue kutuk jadi cakep. ConversionConversion EmoticonEmoticon