Jadi selama satu bulan yang lalu, gue gak buka yang namanya twitter, facebook, path, BBM, Line, WahtsApp, hidup gue masih wajar dan normal kok, meski tanpa sosial media. Malah hidup gue jadi lebih santai, bisa menikmati hidup, bisa tidur cepat bangun siang. Eh. Bisa khatamin buku yang selama ini udah ke beli, tapi belum sempat kejamah. Ternyata dunina nyata itu indah, dan gue baru sadar kalau Mba Warteg deket kos itu cantik. Nah loh indah kan... Hahaha
Dua minggu yang lalu, gue ngabarin sepupu gue namanya Adib. Ya, cowok ganteng nan seksi (subyektif) yang satu ini, selain jadi sepupu, dia juga sebagai sahabat gue. Mungkin karena gue dan Adib punya kesamaan, sama-sama jomblo.
Gue telepon Adib pakai hape orang (pinjem), niat gue telepon Adib sih buat ngajakin datang ke sebuah event, baru gue mulai basa-basi menanyakan kabar, Adib malah bilang kalau dirinya lagi gak mau diganggu, dia bilang lagi ngalamin yang namanya Quarter Life Crisis (Krisis hidup seperempat abad). Adib lagi menggalaukan umur, bahwa dirinya tidak terasa kalau sudah menjalankan hidup selama 25 tahun, sungguh pencapaian syukur yang luar biasa terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa.
Disatu sisi, Adib juga lagi bingung. Dengan usia yang telah mencapai tingkat kedawasaanya sebagai manusia, mempertanyakan arah dan tujuan hidup yang sedang dijalani. Ada kebimbangan, kesedihan, kesepian, ketakutan, tekanan, tekanan dan tekanan.
Bimbang
Bimbang mau lanjut sekolah atau lanjut kerja? Bimbang mau lanjut kawin apa lanjut nikah? Eh..! Bimbang mau merantau terus, apa mau pulang kampung saja? Bimbang mau kerja di kampung atau di ibu kota? Bimbang mau sama Ela atau sama anak Malaysia.
Kesedihan
Sedih karena sadar temannya makin berkurang, yang biasanya setiap weekend nongkrong bareng, sekedar ngopi dan ngobrol sampai pagi. Dan sekarang sudah pada sibuk dengan kehidupannya sendiri.
Kesepian
Makin sepinya hidup membuat rindu pada masa-masa bolos bersama saat SMA, bukanya masuk sekolah malah main PS berjamaah.
Ketakutan
Takut kalau-kalau nanti tidak bisa sukses, mengingat orang tua yang berjuang mati-matian, terbayang betapa banyak pengorbanan yang telah mereka berikan.
Tekanan
Ketika melihat teman-teman menikah, disadari atau tidak, melihat satu persatu teman mulai menikah, sedikit banyak membuat tertekan. Terlebih kehidupan asmara belum jelas.
Bahkan banyak pertanyaan-pertanyaan substansial tentang kehidupan gue yang tiba-tiba muncul dalam otak. Sebenarnya apasih tujuan hidup gue yang harus gue capai? Apakah gue bisa sesukses mereka? Melihat rekan sejawat disekeliling yang nampak sudah mapan, membuat mempertanyakan nasib gue sendiri. Bahkan kadang gue iri sama nasib sepupu gue yang bukan Adib. Hahaha
Sepupu gue yang bukan Adib, karirnya melaju dengan pesat, meski kita bertiga seumuran, tapi sepupu gue yang satu ini meninggalkan kita berdua di belakang. Gue dan Adib masih begini-begini aja, sementara dia sudah punya rumah baru, mobil baru dan calon istri baru. Sungguh kebahagiaan dan pencapaian yang sempurna.
Gue baru saja telepon sepupu gue yang bukan Adib, niat gue telepon mau main ke rumah barunya. Sepupu gue yang bukan Adib bilang kalau dirinya lagi di Kudus untuk mempersiapkan pernikahan yang katanya sebentar lagi akan dilangsungkan beberapa bulan mendatang. Itu artinya gue akan lebih sering ngucapin HWD ke teman-teman gue dari pada HBD. Mungkin ini yang dinamakan siklus kehidupan.
Sementara Adib sendiri, tak terkecuali gue, masih bingung mau jadi apa dan mau nikah sama siapa?
Pengin nangis sih, Tapi malu sama Titit.
Apakah mau jadi karyawan terus atau mau wira usaha? Jadi karyawan bertahun-tahun hasilnya gini-gini aja,tidak ada perubahan yang signifikan. Bahkan gue sudah terjebak dalam pekerjaan yang sekarang, yang masa depanya masih patut dipertanyakan.
Mau wira usaha?
Misalkan gue dikasih modal satu milyar secara tiba-tiba pun, gue bingung mau diapakan duit satu milyar. Buat ternak Lele? Atau budidaya Jangkrik? Masa duit satu milyar cuman buat beli Jangkrik. Hahaha. Itulah sebabnya kenapa gue bingung, karena gue belum siap.
Coba kalau duit satu milyar dikasihkan ke orang yang siap dan tepat, cuman hitungan bulan duit satu milyar akan kembali, bahakan bisa mendapatkan untung yang lebih besar. Pertanyaannya, gue aja tidak tau kapan gue menjadi orang yang siap dan tepat?
Tapi ya sudahlah. Let it flow, because life is must go on. (Mboooooh opo..!)
Jadi intinya "Belilah jas hujan sebelum musim hujan tiba." Soalnya kalau belinya pada musim hujan itu harganya sudah muahaaal. Huahahaha udah mulai ngawur gue.
Jadi, apa lo juga lagi ngalamin Quarter Life Crisis ?
Silahkan boleh komentar atau kalau mau kasih solusi buat gue dan Adib juga boleh.
Sumber: http://www.hipwee.com/motivasi/quarter-life-crisis-yang-kerap-menghampiri-anak-muda-umur-25-an/
Gue telepon Adib pakai hape orang (pinjem), niat gue telepon Adib sih buat ngajakin datang ke sebuah event, baru gue mulai basa-basi menanyakan kabar, Adib malah bilang kalau dirinya lagi gak mau diganggu, dia bilang lagi ngalamin yang namanya Quarter Life Crisis (Krisis hidup seperempat abad). Adib lagi menggalaukan umur, bahwa dirinya tidak terasa kalau sudah menjalankan hidup selama 25 tahun, sungguh pencapaian syukur yang luar biasa terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa.
Disatu sisi, Adib juga lagi bingung. Dengan usia yang telah mencapai tingkat kedawasaanya sebagai manusia, mempertanyakan arah dan tujuan hidup yang sedang dijalani. Ada kebimbangan, kesedihan, kesepian, ketakutan, tekanan, tekanan dan tekanan.
Bimbang
Bimbang mau lanjut sekolah atau lanjut kerja? Bimbang mau lanjut kawin apa lanjut nikah? Eh..! Bimbang mau merantau terus, apa mau pulang kampung saja? Bimbang mau kerja di kampung atau di ibu kota? Bimbang mau sama Ela atau sama anak Malaysia.
Kesedihan
Sedih karena sadar temannya makin berkurang, yang biasanya setiap weekend nongkrong bareng, sekedar ngopi dan ngobrol sampai pagi. Dan sekarang sudah pada sibuk dengan kehidupannya sendiri.
Kesepian
Makin sepinya hidup membuat rindu pada masa-masa bolos bersama saat SMA, bukanya masuk sekolah malah main PS berjamaah.
Ketakutan
Takut kalau-kalau nanti tidak bisa sukses, mengingat orang tua yang berjuang mati-matian, terbayang betapa banyak pengorbanan yang telah mereka berikan.
Tekanan
Ketika melihat teman-teman menikah, disadari atau tidak, melihat satu persatu teman mulai menikah, sedikit banyak membuat tertekan. Terlebih kehidupan asmara belum jelas.
"Bahwa sesungguhnya kita menyadari teman-teman di daftar kontak hape pun ngerikuih (awkward) kalau mau ditelepon untuk sekedar ngobrol yang random, karena mereka kebanyakan sudah pada nikah, bahkan gebetan yang sering ditelepon juga sudah punya anak. Makanya lo telepon gue, karena lo udah gak punya teman kan? DASAR JOMBLO!!"
***
Sungguh dewasa sekali kata-kata Adib, Gue sadar kalau ternyata gue kesepian. HahahaBahkan banyak pertanyaan-pertanyaan substansial tentang kehidupan gue yang tiba-tiba muncul dalam otak. Sebenarnya apasih tujuan hidup gue yang harus gue capai? Apakah gue bisa sesukses mereka? Melihat rekan sejawat disekeliling yang nampak sudah mapan, membuat mempertanyakan nasib gue sendiri. Bahkan kadang gue iri sama nasib sepupu gue yang bukan Adib. Hahaha
Sepupu gue yang bukan Adib, karirnya melaju dengan pesat, meski kita bertiga seumuran, tapi sepupu gue yang satu ini meninggalkan kita berdua di belakang. Gue dan Adib masih begini-begini aja, sementara dia sudah punya rumah baru, mobil baru dan calon istri baru. Sungguh kebahagiaan dan pencapaian yang sempurna.
Gue baru saja telepon sepupu gue yang bukan Adib, niat gue telepon mau main ke rumah barunya. Sepupu gue yang bukan Adib bilang kalau dirinya lagi di Kudus untuk mempersiapkan pernikahan yang katanya sebentar lagi akan dilangsungkan beberapa bulan mendatang. Itu artinya gue akan lebih sering ngucapin HWD ke teman-teman gue dari pada HBD. Mungkin ini yang dinamakan siklus kehidupan.
Sementara Adib sendiri, tak terkecuali gue, masih bingung mau jadi apa dan mau nikah sama siapa?
Pengin nangis sih, Tapi malu sama Titit.
Apakah mau jadi karyawan terus atau mau wira usaha? Jadi karyawan bertahun-tahun hasilnya gini-gini aja,tidak ada perubahan yang signifikan. Bahkan gue sudah terjebak dalam pekerjaan yang sekarang, yang masa depanya masih patut dipertanyakan.
Mau wira usaha?
Misalkan gue dikasih modal satu milyar secara tiba-tiba pun, gue bingung mau diapakan duit satu milyar. Buat ternak Lele? Atau budidaya Jangkrik? Masa duit satu milyar cuman buat beli Jangkrik. Hahaha. Itulah sebabnya kenapa gue bingung, karena gue belum siap.
Coba kalau duit satu milyar dikasihkan ke orang yang siap dan tepat, cuman hitungan bulan duit satu milyar akan kembali, bahakan bisa mendapatkan untung yang lebih besar. Pertanyaannya, gue aja tidak tau kapan gue menjadi orang yang siap dan tepat?
Tapi ya sudahlah. Let it flow, because life is must go on. (Mboooooh opo..!)
Jadi intinya "Belilah jas hujan sebelum musim hujan tiba." Soalnya kalau belinya pada musim hujan itu harganya sudah muahaaal. Huahahaha udah mulai ngawur gue.
Jadi, apa lo juga lagi ngalamin Quarter Life Crisis ?
Silahkan boleh komentar atau kalau mau kasih solusi buat gue dan Adib juga boleh.
Sumber: http://www.hipwee.com/motivasi/quarter-life-crisis-yang-kerap-menghampiri-anak-muda-umur-25-an/
Sign up here with your email
47 komentar
Write komentarWow pertamax...tumben2an ni gw...aseggg
ReplyOoo pantesan jarang ngeblog, orang ngliatin mbk 2 warteg muluk hahaaaa
Emmmmh..25 th yes, duhhh gw mlh uda 26 nihhh daaaan sifat childish gw pun ga ilang2..
Si adib segitu ma masi bocah...laaa
Bedewe ternak jangkrik memang potensial sih, jarang kan...trus tsr tu jangkrrik disupply kmana, misalkan jadi??
2 miliyar dibeliin permen aja.
Replypantesan jarang ngblog bro :D
ReplyOh, jadi gitu kerjaanya jomblo. Nelponin sepupu-sepupunya...
ReplySebulan gak nongol bikin kamu jadi bijak gini, Ziz. Iya sih, aku juga bingung mau dibawa kemana hubungan kita, eh kemana arah hidupku ntar. Kadang aku pengen kayak anak kecil aja terus. Gak ada bebannya. Gak ada yang dipikirin.
Tapi walaupun bingung, bukan berarti kita pasif ngejalanin hidup. Kita berusaha sebisa mungkin, gak ngebuang percuma waktu yang ada. Halah, padahal aku juga suka ngebuang waktu percuma. Ya pokoknya gitu dah. Let it flow :))
Aseg Mb Nita lagi rajin blogwalking
ReplyHuahahaha Mba 2 Wartegnya manis sih.
Yaah... 25 dibilang masih bocah.?
Perlu dibudidayakan jangkrik, supply ke kebumen mba, buat rempeyek jankrik pasti laku. wkwkwk
Lah....?
ReplyMasa sih ? gue lagi kesambet setan , sok tau banget gue ya nulisnya cha?
ReplyNanti lo akan tiba saatnya kalau umur lo udah 25 tahun, mungkin juga lo akan ngalamin yang namanya quarter life crisis haha.
bang ajiz, jangan galau atuh buat hal begituan. daripada mikirin lebih baik di ubah aja bang.
Replybang gue nyes ya denger lu punya sepupu seumuran yang udah mau nikah.. kalo gue jadi elu gue bakalan bunuh diri eh bunuh dia aja deh, terus gue nikahin deh istri nya....
Yang ngalamin quarter life crisis si Adib terus lo jadi ikut-ikutan ka?
ReplyWell yaa gue gak harus nunggu umur 25 tahun buat galauin masa depan sih, sekarang aja gue suka mikir kedepannya hidup gue gimana. Kalau yang gue sangat inginkan gue udah tau, cuma ya sekarang lagi berusaha buat mencapai itu. hehehehe.
Kalau gue dikasih duit 1 milyar terus buat usaha kayaknya bakal...bakal.. bikis kos-kosan hahaha
Sebenarnya nih masalah hidup juga udah sering dialami orang lain tapi entah kenapa masih ada aja yang masih bingung. Aku juga termasuk sih. Bimbang lanjut nikah apa kuliah apa kerja aja. Yang jelas pertama kalinya ya harus siapin mental dan tekad yang kuat dulu untuk nyiapin keberhasilan yang belum datang.. eh barusan aku ngetik apaan ya.. tiba-tiba gelap
ReplyGue belum 25, tapi jujur aja gue juga ngerasain apa yang lu atau si Adib rasain itu. :')
ReplyBingung banget, setiap keterima kerja pasti yang shift. Sedangkan kuliah harus masuk tiap Sabtu. Kadang pengin cuti kuliah dulu, tapi kata ortu jangan sampe cuti takutnya malah males dan berhenti.
Gue nggak pengin ngerepotin terus. Tapi gue juga bingung sama hidup gue yang sekarang. :(
Ah, Azis kampret. Tulisannya ngena nih. :))
Ziz ini sebenernya tentang elu kan, ngapain jadi si Adib yang kena
ReplySatu bulan, sama kita. Saya juga udah satu bulan ndak ngeblog, sekali buka blog ternyata alexanya udah jauh merosot...
ReplyBelum 25 juga, sih. Tapi yang namanya galauin masa depan, dari sekarang juga udah. Masih bingung gimana nantinya. Sejauh ini masih berusaha melakukan yang terbaik aja, sih. Semoga aja ke depannya lebih bisa dapet gambaran dan dipermudah jalannya. Buat kamu juga, Zis. Aamiin.
ReplyPak Guru Wah parah lo ngajarin yang gak bener lo..
ReplyParah Lo..!!
Iya nih kenapa jadi auto galau gini sih.. Hufft..
ReplyQuarter life crisis ini juga kan ilmu teori gue baca juga iya-iya aja.. eh pas ngalamin emang bener adanya..
ReplyEh lo Kaka Adek sama Darma Kusuma? Heee
Quarter life crisis ini juga kan ilmu teori gue baca juga iya-iya aja.. eh pas ngalamin emang bener adanya..
ReplyEh lo Kaka Adek sama Darma Kusuma? Heee
Iya Katanya kalau bisa ngelewatin krisis kehidupan ini, kita akan kuat, karena tekanan dan tekanan yang mendatang akan datang lebih besar.
ReplyItu namanya Auto perasaan Broh...
ReplyAmin Ya Allah...
ReplyTerima kasih atas Do'anya Rizka Ilma Amalia
dasar jomblo... kasihan hapenya rusak. merasa semakin kesepian kan...
Replyhidup tanpa hape emang agak susah ya. gue pernah tuh ngerasain seminggu tanpa hape karena disita guru sosio :")
Wah curhat nih umurnya sudah 25 heheh, umur yang matang.Kalo saran saya curhat sama Tuhan aja lebih mendekatkan diri PadaNya,,Semoga di beri petunjuk jalan menuju Masa depan yang Terang dan jangan galau hehe
Reply'' Makanya lo telepon gue. Dasar jomblo! ''
ReplyHahahahaaa nggak kuat di bagian itu bang :D
Hmm
solusi buat Adib: Jangan merasa kesepian ya Dib. :)
Solusi buat bg Aziz: Jangan nangis.
Gue mau komen pedes ah.
ReplyPAYAH! Kalo terus-terusan bilang diri lo gak siap, kapan mau siap? Lo gak PD, sih, orangnya. Cari tau deh lo bisa aja, dalemin, sukses pasti. Lo terlalu sibuk mikirin orang lain udah dapet ini itu, sementara lo cuma jadi penikmat kesuksesan mereka. Gimana biar maju? Ya, JALAN. Jangan cuma diam di tempat.
Sekian omelan gue, terima kasih. *ditabok
Halo masse. Itu nggak lagi sebut nama gue, kan?
ReplyKalau gue Darma Kusumah. Ada "H-nya" di akhir. :p
Jauh sebelum datang dua puluh lima bayangan gegana seperti sudah pernah terlintas di kelapa. Mungkin puncaknya di usia itu, ya.
ReplySemangat bang Aziz.
Semangat belajar juga dari sepupu lu yang bukan Adib, Bang
Kenalin gue kalau boleh sama sepupu lu yanv bukan Adib.
Siapa tahu dia lebih tertarik sama gue. :p
saran gue tuh si adib suruh lanjut sekolah aja, nanti kan klo sekolahnya tinggi cewe juga pada berjejer kok sama dia whaha
Replygue pernah beberapa waktu yang lalu waktu laptop gue rusak, dan kerasa bener apa yang lo bilang, niat gue buat baca sebuah buku akhirnay kelar berkat rusaknya laptop gue beberapa hari itu,,,lebih tenangm tidur tepat waktu dan yang terpenting mata gak perih karna gak buka laptop hehe tapi tete aja ketika laptop gue udah bener gue balik lagi ke kebiasaan lama haha
Maksud gue minta ilmu suksenya dari sepupu lu yang bukan Adib itu.
ReplyDalem banget baaaaang :") Aku hanyalah maba yg berusia 18 tahun dan akan dihadapkan dgn pilihan hidup seperti itu :")
ReplyBisa khatamin buku yang selama ini udah ke beli, tapi belum sempat kejamah. <~ ASTAGA BENARNYAAAAA :")
yang sabar aja ya :D
Replywah wah wah, sy ngikut nyimak saja dulu mas :(
ReplyPertanyaan-pertanyaan pada quarter life crisis gue agak lebih serem sih.
ReplyKenapa gue harus lahir?
Kalo gue nggak ada, ngaruh nggak buat orang sekitar gue?
Mending gue ada atau nggak ada sekalian?
Mending ngumpulin uang apa ngabisin uang buat seneng2, toh uang dikumpulin juga untuk bahagia masa tua. yakalo sampe tua, kalo nggak kan mending dipake sekarang. hahaha
Jadi apa gue harusnya? dulu belajar fotografi, lari ke video, belajar komunikasi, lari ke desain, mimpi jadi penulis, sekarang balik lagi jadi ilustrator. Di dunia mana gue harusnya hidup gue nggak tau deh.
Sampe gue coba cari tau agama apa yang cocok buat gue sebenarnya. Karena gue ngerasa nggak bener kalo dapetin agama ini dari warisan, gue harus cari sendiri. eh, sampe sekarang belom dapet. hahahaha.. Kacau. kacau.
selama ada kerjaan, kayaknya nggak ngalamin apa yang namanya quarter life crisis deh :)
Replyanjirrrrrrrrrrrrrrr meski gue belom 25 tahun tapi gue juga lagi ngalamin ini. anjirrrrrr. banyak pertanyaan tentang hidup yang sedang muncul dikepala. menurut gue semakin banyak teman yang married kita semakin kesepian baru terasa banget itu a quarter life krisis.
Replyee" ini postingan pas banget lagi. baru mau dibikin di blog
semoga semuanya segera berakhir.
Darma: HAHAHA. Perasaan di omongin lu :P
ReplyIya, gak ada hape memang kesepian. lah orang ada hape aja hapenya sepi.
ReplyMbak mbak warteg pembelok fokus ngeblog? hehehe
Replyselamat ya mas :) wkwkwk
Replycepetan mbak, harus dikejar ne, hiuks hiks
Replysaya ngambil masnisnya saja mbak
Replyhahaha :)
Replysama lah kaya yang saya alamin, kadang bingung mau gimana, udah lulus kuliah, kerja engga, nikah juga belum, jadi ya udah di pake nge blog aja dari pada jenuh di rumah
Replypas nih, gue keknya juga lagi ngalamin life crisis, but, bawa havefun aja, jangan terlalu dipikirin yang begitu2an, ikutin kata hati, lakukan hal yg positif :D
Replysay coba komentar lagi, mana tahu dapat hadiah nya
ReplyYang penting sih jalanin hidup aja dulu. Sambil perlahan direncanakan, Ziz. :)
ReplyKan sedikit sedikit lama-lama menjadi banyak :D
gue belum 25 tahun, tapi gara-gara gue baca tulisan ini, gue jadi tiba-tiba ngerasain quarter life crisis nih. sebelumnya gue juga udah sering mikirin kehidupan masa depan gue, tapi pas baca ini gue sedikit bengong dan merenung gitu jadi makin kepikiran akan masa depan. kira-kira saat gue umur 25 tahun nanti bakal seperti apa ya?
ReplyTerimakasih sudah berkomentar, semoga yang berkomentar sopan tidak sara atau saru dapat pahala, yang tidak komentar gue kutuk jadi cakep. ConversionConversion EmoticonEmoticon