Degdegan Datang Ketika Ditilang

Sumber Gambar: Muslih-cfc.blogspot.com

Apa yang lo rasakan ketika sedang asik berkendara tiba-tiba melihat polisi sedang melakukan razia, sementara lo gak bawa surat-surat lengkap? Degdegan. Iya, itu yang dirasakan. Setiap gue ngelihat polisi di jalan raya tenteng-tenteng buku nota, eh surat tilang, pasti jantung berasa gemeteran. Kenapa bisa terjadi? atau mungkin lo juga pernah ngerasain perasaan yang sama? 

Mungkin karena gue saking seringnya ditilang, jadi setiap ngelihat polisi bawaanya degdegan berasa kaya ngelihat mantan. Mungkin kalian ada yang bilang "Jadi cowok ko lemah gak jantan banget." Ini bukan masalah lemah atau lemah sahwat jantan atau tidak jantan, ini masalah sikis, gue sudah trauma, melihat dari statistik gue sendiri menunjukan bahwa dari sepuluh kali Polisi melakukan Razia, sembilan diantaranya kena TILANG.

Tuh, saking seringnya ditilang, diitung-itung duitnya udah cukup buat bikin SIM, tapi bikinya nembak hahaha

Setelah gue memiliki SIM ternyata bukan jaminan untuk tidak ditilang, misalnya: Gue pernah masuk jalan yang perboden karena gak lihat rambu-rambu terus ditilang,  pernah masuk jalan tol bawa sepeda motor terus ditilang, pernah masuk jalur Busway terus ditilang, dan kemarin yang terakhir pernah masuk jalur cepat pakai sepeda motor ditilang juga.

Gue pernah juga dalam satu hari ditilang dua kali, mantap kan? Waktu itu gue sedang perjalanan dari Kota Bandung Menuju Jakarta naik motor, nah di salah satu jalan di Bandung (tidak tahu nama jalanya apa) Tiba-tiba polisi menghampiri gue, menanyakan surat-surat meski semua surat-surat lengkap gue tetap dipanggil ke Pos Polisi. Sudah pasti ditilang. Alasanya gue lah orang yang pertama menyebabkan pengguna jalan lain ikut melanggar, kesalahannya adalah melewati garis pembatas, dan itu memang benar. Gue pikir di Jakarta sama di bandung sama, (nah loh bingung kan?) okeh di ulangi lagi kalimatnya. Gue pikir di Bandung itu sama seperti di Jakarta boleh melewati garis pembatas lampu merah. Peraturanya sih memang tidak boleh melewati garis pembatas lampu merah. Mungki kalau di Jakarta saking macetnya, jadi tidak terlalu dipermasalahkan, malah kemungkinan ngurangin kemacetan. Beda halnya dengan di Kota bandung meleawti garis pembatas lampu merah ya salah, dan yang namanya salah ya melanggar, karena melanggar ya DITILANG!!

Kira-kira jarak 500 meter menuju Jakarta, tiba-tiba Polisi ngasih aba-aba supaya pelan, lalu gue disuruh turun dari motor, dan Kata Pak Polisi gue melanggar lalu lintas. WHAT THE ...!! Iya gue melanggar. Sepeda motor melaju tidak sesuai lajur, lajur kiri buat arah jakarta sementara lajur kanan ke arah Kota Bandung, sepeda motor gue berada di lajur kanan, itu karena posisi gue keadaan ngebut dan itu pun gue udah kasih lampu sen kiri ke arah Jakarta, tapi karena gue salah menurut Polisi ya gue tetap salah dan yang namanya salah itu melanggar yang melanggar ya DITILANG!!

Itu peristiwa setahun yang lalu, dan gue ngalamin peristiwa ditilang lagi, yang anehnya ditilang dalam masa tahanan. Nah itu sebulan yang lalu. Maksudnya ditilang dalam masa tahanan adalah ketika SIM sedang ditahan di pengadilan tapi karena belum waktunya untuk sidang sudah ditilang lagi. Lucunya saat ditilang gue sedang cari alamat Gedung Pengadilan buat sidang tilang tersebut. 

Ko bisa? Karena gue tidak tahu tempat sidang atau Gedung Pengadilanya itu di mana, malam-malam gue inisiatif buat tanya ke teman. Supaya pas pagi harinya tidak terlambat sidang gara-gara nyasar-nyasar di jalan, dan teman gue bilang ternyata tempatnya tidak jauh dari kos. Karena jaraknya dekat teman gue nyarainin untuk tidak pakai helm. Alhasil dilampu merah gue diberhentiin Polisi, terus DITILANG, lagi. 

Akhirnya setelah bersusah payah mencari tempat sidang, Gedung Pengadilanya pun ketemu berkat ditujukin Polisi yang nilang gue.

Kesimpulannya adalah tetap waspada dalam berkendara baik dalam perkataan, perbuatan dan berlalu lintas. SIAP 86

• Tweet
• Share
• Share
• Share
• Share

Sign up here with your email