Trah Sang Raja

sumber gambar disini

Wahai engkau trah sang raja, tak sepatutnya hamba, kawulo cilik menuliskan ini untuk tuanku, tuanku yang dermawan, tuanku yang bijak, apakah tuanku tak sadar? Betapa engkau tampan seperti arjuna, ilmunya yang tinngi seperti hokage, kini tuanku sudah berumur, kenapa tuanku masih saja sunyi, maksudnya kenapa tuanku masih single, ah itu terlalu fulgar, maafkan hamba tuanku. Apakah tuanku tak melakukan hal-hal yang seperti orang normal lakukan, maksudnya apakah tuanku tidak ingin melakukan seperti yang orang dewasa lakukan? maksudnya adegan dewasa, astahfirulloh ini terlalu saru, maafkan hamba tuanku.

Tuanku apakah engkau tidak lelah, dirundu pilu setiap malam yang gundah, bukankah ini memuakan? Apa yang kau cari tuanku? Bukankah kau sudah cukup melimpah ruah, apakah tak ada yang ingin kau ajak menikah?

Kau banggakan kekuasaanmu, kau banggakan ilmumu, kau mulyakan kawulamu, kenapa kau tidak mulyakan aku? Maksudnya bukan aku, tapi punyamu, maksudnya anumu eh, anumu, iya. Anu-mu.

Tuan tadi ada yang bilang aku tua, apakah tuan tidak marah, karena itu sama saja menyinggung tuan. karena aku dan tuan adalah satu jiwa, satu rasa, satu keluarga. Sebenarnya kata itu tidak begitu menyinggung perasaanku, karena aku tidak terlalu tua dibandingkan tuan, yang sudah separuh baya masih jomblo saja, bukan tuan, ini bukan ejekan tapi ini cambukan.

Maafkan aku tuan, jika tuan  sudi enyahkan aku. Aku memang kelelawar (dibaca: kampret) Jika tuan berkenan tolong naikan gaji hamba.

• Tweet
• Share
• Share
• Share
• Share

Sign up here with your email